Ngentot Dengan Desi



Pada tiga bulan yang lalu saya kedatangan tante saya yang bernama tante Ratna dan anaknya Deasy. Tante Ratna adalah adik ibu saya yang ketiga. Ia datang ke sini untuk menghadiri seminar mewakili perusahaanya dan sambil berlibur selama 10 hari dan mengajak anaknya Deasy. Deasy berumur kira-kira 20 tahun dan tinggi 170 cm dengan berat 55 dengan kulit lebih putih dari mamanya seperti kulit wanita tionghoa, mm.. Dan wajahnya serta dadanya padat yang kira-kira berukuran 38A sesuai dengan postur tubuhya layaknya penyanyi dangdut Nita Thalia.

“Oh ya des, kita mau kemana?”

“Saya mau kirim email Mas”

“Beres, saya jemput jam 08.15 ya, kita ke rental internet di mataram”

Deasy pada pagi itu memakai setelan kemeja lengan pendek dan rok span diatas lutut warna krem menambah seksi tubuhnya. Kemeja membalut payudaranya dengan ketat. Kapan saya mendapat kesempatan untuk menikmati tubuhnya.. Ah itu mustahil ya. Tapi kesempatan itu datang tiba-tiba di rental internet favorit saya. “Hei.. Mas andi ngelamun aja, kita sudah sampai nich!” “Oh.. Ya” jawab saya tergagap-gagap. Saya arahkan Deasy untuk mengambil tempat di pojokan internet tersebut, siapa tahu ada kesempatan he.. He.. Soalnya di pojok tersebut tidak terlalu lebar dan biasanya kalau pagi sampai jam 11.25 masih sepi jadi kami duduk bisa berdekatan, saya mencium aroma wangi parfum Deasy. “Mas tolong ambilkan disket saya yang jatuh” “Mana Des..” “Itu tuh dekat kakinya meja” jawab Deasy sambil terus mengetik emailnya. Kemudian saya berjongkok untuk mencari disket itu, nah disketnya ketemu.. Tapi yang menarik saya bukan disketnya tapi kaki Deasy yang begitu putih dan mulus, terus lebih ke atas pahanya kelihatan separuh karena roknya yang pendek. Saya menarik nafas dalam-dalam, kontol saya mulai bangun nich, jadi sesak dech celana saya. “Mas sudah ketemu belum disketnya!” “Belum..” jawab saya sekenanya, padahal disket sudah di tangan, sambil menikmati paha yang begitu indah itu. Tiba-tiba Deasy menggerakkan kakinya, mungkin karena pegal. Tapi yang membuat saya berdebar-debar dan melotot, rok Deasy yang tadi pahanya kelihatan setengah sekarang kelihatan sampai dalam termasuk celana dalamnya yang berwarna putih dan bergambar hati merah, sungguh pemandangan yang indah. Celana dalam itu kelihatan kembung dan.. Mmh. “Ketemu Mas..” “Sudah, nich” jawab saya karena nggak tahan, kontol ini sudah seperti mau keluar saja rasanya. “Gimana Des” “Tinggal dikit Mas ngetiknya” Saya bergeser lebih dekat sambil tangan kiri saya merangkul bahunya sebelah kiri, semakin saya ingat celana dalamnya Deasy berwarna putih dan pahanya yang begitu mulus, saya semakin terangsang. Saya arahkan tangan saya untuk membelai payudaranya yang masih belum kencang. “Jangan Mas..” sambil tanganya menepis tangan saya. Saya turunkan kembali tangan kiri, kira-kira marah nggak ya Deasy. Pikir saya salah tingkah. Beberapa menit kemudian.. “Mas tolong dong pijatin bahunya Deasy, pegal nich” “Beres..” “Tapi jangan macam-macm lho” “Nggak, Mas cuma satu macam kok he.. He..” Sambil terus memijit, saya mencari kesempatan untuk mengulangi lagi, Deasy kelihatan sudah enjoy, dengan perlahan-lahan kedua tangan dari bahu merambat turun ke depan membelai payudaranya sambil saya mencium lehernya. “Jangan Mas..” jawab Deasy sambil berusaha menyingkirkan tangan saya Tapi sudah kepalang tanggung, tangan saya yang tadinya membelai kemudian meremas secara perlahan disertai dengan ciuman dan jilatan pada leher yang putih mulus itu. Kelihatan Deasy kegelian dan semakin lama semakin tidak konsentrasi lagi. “Jang.. An.. Mas.. Geli”, tangannya tidak jadi menepis tangan saya, malah memegang kedua tangan saya. Saya lepas tangan kanan kemudian meraba paha kanan dan berusaha menyelinap ke dalam rok spannya Deasy. Untuk beberapa saat saya teruskan ciuman saya ke pipi kemudian mulutnya dan tanggapannya diluar dugaan, Deasy melumat bibir saya dengan ganasnya dan lihai mempermainkan lidah. Kami berpagutan dan saling meremas. Kemudian saya buka kancing kemejanya dan bhnya yang berwarna merah jambu. “Aduh.. Sakit..” lenguh Deasy. Kedua tangan saya pindah dari pinggang ke payudara Deasy sambil menggenjot keluar masuk kontol ke vagina Deasy, perlahan dan semakin cepat. “Terus.. Mas.. Cepe.. Tan.. Ssh.. Msh..” Celoteh Deasy tidak karuan. Saya teruskan genjotan kontol saya dan semakin cepat juga remasan pada payudaranya. Deasy juga membantu dengan membelai kontol saya yang keluar masuk semakin cepat. Clep.. Clep.. Begitu kira-kira bunyinya dan saya sudah tidak tahan lagi. “Des Mas andi sudah mau keluar nich..” “Tahan.. Sebe.. Tar.. Mas” kata Deasy memberi aba-aba “Ya.. Sekarang Mas samaan sama Deasy” Akhirnya saya peluk Deasy dengan erat dan saya sodok dengan cepat keluar masuk dan.. Crot crot keluar cairan putih saya dan Deasy secara bersamaan. Saya dan Deasy terkulai lemas, saya lihat Deasy tersenyum puas sambil sambil memakai kembali BH merahnya dan celana dalam putih bergambar hati. Sejak saat kami sering ngentot bersama tanpa sepengetahuan tante saya. Sebelum kepulangannya, Deasy minta berenang di pemandian umum xx dan xx merupakan daerah wisata yang bagus plus hotelnya yang nyaman. “Ma, Deasy mau renang nich, boleh khan?” kata Deasy manja pada mamanya. “Boleh, asal pulangnya jangan kemalaman ya, soalnya besok kita udah pulang!” “Beres..” kata Deasy sambil ngeloyor pergi. Pagi itu Deasy saya antar ke kolam renang xx, Deasy membungkus tubuhnya dengan kaos kuning yang ketat model kaos gaul yang sampai memperlihatkan pusernya sekarang dan celana jeans yang bagian belakangnya menunjukkan celana dalam berwarna pink, mmh sungguh pemandangan yang segar, pembaca. “Mas Deasy ganti baju dulu!” “Mas andi ikutan dong..” “Boleh aja, terserah Mas dech” Wah ini kesempatan indehoy lagi nich, mumpung ada kesempatan. Kami langsung masuk kamar ganti pakaian dan pagi itu masih jarang pengunjungnya. Langsung saya peluk Deasy dari belakang sambil meremas payudaranya yang kenyal itu. “Eh.. Mas.. Nakal.. Ah” seloroh Deasy manja sambil membuka celana jeansnya dan saya pun membuka pakaian saya dan celana hingga bugil. Deasy juga telah membuka sehingga tinggal celana dalam berwarna pink itu. “Cepetan Mas nanti ada orang ganti baju lho” “Ya.. Des sabar.. Mas pake kondom dulu..” kata saya sambil memasang kondom sungut lele tersebut. Deasy sudah tidak sabar lagi kelihatannya, bibir saya langsung disergapnya dan dilumatnya dengan ganas. Saya juga mempermainkan ujung lidahnya sambil meremas-remas payudaranya dengan gemas. Kami berdua berciuman dan berpelukan lama sekali seperti ingin menghabiskan sisa waktu yang tersisa sebelum kepulangan Deasy ke malang bersama tante. Tiba-tiba Deasy melepaskan pelukannya. “Mas sekarang masukin ya, Deasy sudah nggak tahan nich!” katanya ngos-ngosan sambil melepas celana dalamnya. Saya membantunya dengan mengusap-ngusap dalam vaginanya dengan dua jari kemudian keluar masuk supaya vaginanya basah dan benar beberapa saat vaginanya Deasy sudah mulai basah. “Ud.. Ah.. Mas.. Jan.. Ngan pake tangan lagi!” katanya sambil memegang kontol saya dan mengarahkannya ke vaginanya. Kami memakai gaya berdiri dan saya sodok Deasy hingga badanya menempel pada tembok. “Ssh.. Ssh.. Mas.. Cepetan Mas..” tangannya merangkul saya dengan kuat. “Des.. Enak.. Terus goyang.. “Kata saya sambil memegang pantat yang bahenol itu. Sodokan demi sodokan saya lakukan dengan cepat dan itu membuat Deasy merintih-rintih dan meracau nggak karuan. “Cepat.. Mas Deasy.. Mau.. Ke.. Luar” “I.. Ya.. Des”, saya genjot lebih kuat dan beberapa kami berdua berpelukan dengan erat sambil memuntahkan cairan putih secara bersama-sama. “Ah.. Enak gila rasanya.. Ya Mas” kata Deasy puas sambil mencium saya dengan lembut. “Ya Des, Mas juga puas, kapan-kapan main ke Lombok lagi ya!” “Beres Mas..” “Salam sayang Mas Andi buat Deasy dan selamat jalan”. Buat pembaca wanita yang ingin jalan-jalan ke pulau Lombok bisa menghubungi saya via email, nanti saya antar kemana saja, pokoknya ditanggung senang dech. Saya biasanya ke rental internet membaca email hari Senin-Rabu, sekarang saya sedang mengantar dua wanita cantik dari Surabaya yang lesbi selama 5 hari dan kapan-kapan saya cerita lagi. Ini pengalaman asli tanpa tambahan dan karangan yang berlebihan lho.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel